THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 10 April 2009

CERPEN

“Hufh….sial benar hari-hariku di sekolah yang baru ini.” Kata anggi dengan muka yang murung di tengah panasnya matahari. “Kamu kenapa nggi?” Kata Jaim teman dekat anggi sambil sedikit demi sedikit mendekati anggi. “Gini im sudah dua hari ini aq bete melulu di sekolahku yang baru.” Kata anggi sambil menatap muka Jaim. Jaim pun membalas pandangan anggi sambil malu-malu, “Coba deh kamu certain satu persatu masalahmu di sekolah!” “Kemarin pagi aku menginjak kotoran anjing, lalu di sekolah aku diejek oleh teman-temanku, baru itu sepulang sekolah aku kehujanan sampai basah kuyub.” “Lalu masalahmu hari ini apa?” Tanya Jaim lagi. “Kalo hari ini lebih parah dari kemarin, hari ini aku dipermalukan oleh temanku di depan teman-temanku yang lainnya.” “Dipermalukan bagaimana?” Tanya Jaim sekali lagi dengan muka yang sangat penasaran. “saat aku keluar dari kamar mandi, tiba-tiba ada ember yang terisi penuh dengan air jatuh tepat diatas kepalaku. Aku menjadi basah kuyub lagi. Semua teman-temanku mentertawaiku seperti tanpa rasa kasihan sama sekali. Aku sempat berfikir sejenak sepertinya aku tidak akan mempunyai teman di sekolah ini.” “bersabarlah nggi, ini semua hanya sementara. Kamu hanya perlu waktu untuk beradaptasi dengan teman-temanmu.” Kata Jaim. “iya sampai kapan aku harus begini terus?” Tanya anggi hampir menangis. “ya pokoknya semampumu.” jawab Jaim. “ya sudahlah, kalo kamu tidak bias memberikan solusinya.” Kata anggi dengan muka yang agak jengkel. Jaim pun pulang karena merasa tidak enak kepada anggi.
Ditengah terangnya rembulan yang menyinari anggi dan teman setianya yaitu Rara dan Riri. Rara adalah buku diary kesayangan milik Anggi dan Riri adalah teman Rara yaitu sebuah pena yang unik. Mereka berdua adalah teman setia milik Anggi. Disaat Anggi sedih mereka selalu menghiburnya. Meskipun mereka tidak bisa bicara tapi hati Anggi terasa lega setelah ia menuliskan masalahnya di buku diary miliknya.
Anggi pun mulai menuliskan masalahnya di buku diary miliknya. “dear diary. Dua hari ini aku selalu merasa tiada teman di sampingku. Kenapa ya? Apa mungkin karena aku yang belum beradaptasi dengan lingkungan sekitarku yang baru? Atau memang sudah takdirku begini? Tapi aku sedikit terhibur dengan adanya Jaim di sampingku. Tapi dia kadang-kadang nyebelin juga sih. Kadang-kadang juga nggak bisa di harapin. Tapi aku beruntung memilikimu yang selalu setia menemaniku. Disaat aku sedih ataupun senang. Kamu satu-satunya teman yang paling setia bagiku. Aku sanga….t bahagia deh memiliki kamu. Aku sangat-sangat bersyukur deh bisa memilikimu. Aku janji nggak bakal ngebiarin kamu diambil orang dan aku juga nggak bakal ninggalin kamu deh. Tapi kamu juga harus janji ma aku kamu nggak bakal ninggalin aku sendiri.
Tiba-tiba Jaim pun datang secara mengejutkan dari arah belakang Anggi. Dia berkata “kamu gak sendiri kok, dan kamu juga gak cuma punya dua teman saja tapi masih ada aku, Lina, dan Mita. Teman se-SDmu dulu.” Jawab Anggi “tapi merekakan telah tiada.” Lanjut Jaim “ meskipun mereka telah tiada tapi mereka akan selalu hidup dalam hatimu.” Anggi pun meneteskan air mata. Beberapa saat kemudian Anggi mulai tersenyum sambil berkata “tumben kamu bisa menghiburku.” “yaiyalah masa yaiya dong duren aja dibelah bukan dibedong. Jaim gitu loch.” Jawab Jaim dengan muka yang menghibur walaupun sedikit sombong. “nah sekarang kamu nggak sedih lagikan nggi?” lanjut Jaim. “iya nih aku agak terhibur dengan omongan-omonganmu yang sok puitis itu. Padahal kan kamu orangnya gak bisa romantis.” Kata Anggi sambil bercanda. “Eh jangan salah, gini-gini cewek ku lumayan loh.” Jawab Jaim. “Memangnya siapa im?” Tanya Anggi dengan rasa penasaran. “kamu.” Jawab Jaim dengan santainya. “hah aku?” jawab Anggi dengan penuh tanda Tanya. “idih siapa yang mau jadi cewek mu? Monyet aja nggak mau sama kamu.” Lanjut Anggi bercanda. “ Mungkin kamu sekarang bilang gitu tapi suatu saat nanti, kamu akan bertekuk lutut di depanku. Hahaha…” Jawab Jaim bercanda pula. “iya deh.” Sambung Anggi .

0 komentar: