Nabi Muhamad lahir pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Fiil atau kalau diterapkan dg tahun Masehi berkisar sekitar tahun 570 M.. Nabi Muhammad adalah Abdullah bin Abdul Muthalib in Hasyin bin Abdi Manaf bin Quraisy bin Kilab bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Nadhar bin kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Maudhir bin Nazar bin Ma’add bin Adnan terus naik sampai ke Isma’il dan naik lagi sampai nabi Ibrahim as.
Nabi Muhammad adalah seorang utusan dan seorang nabi yang terakhir, tak ada seorang nabi pun setelah beliau dan dialah yang paling utama di antara para nabi dan rasul baik dilihat dari kacamata dunia maupun kacamata akhirat serta ditangan beliaulah kepemimpinan puncak dari anak cucu adam, dan tauladan yang paling utama.
Dalam Al Qur’an Allah SWT. Berfirman :
“Muhammad sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tapi dia adalah rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah maha mengetahui segala sesuatu”
Dalam hadistnya nabi Muhammad saw. Sendiri bersabda :
“sesungguhnya Allah menciptakan ciptaan menjadikan aku sebaik-baik ciptaan, menciptakan suku-suku dan menciptakan aku sebaik-baik suku, menjadikan famili-famili bagi mereka, dan menjadikan aku sebaik-baik famili bagi mereka, aku adalah sebaik-baik keluarga bagimu dan yang paling mulia di antara kamu”.
Dalam hadist lain beliau juga bersabda :”aku adalah pemimpin bagi keturunan anak Adam as. Padahari kiamat dan tidak berlaku sombong, tak seorang pun nabi dari keturunan adam as. dan yang lainnya kecuali di bawah panji-panjiku”.
Telah disebutkan bahwa nabibesar Muhamad SAW adalah keturunan dari Nabi Ismail bin Ibrahim. Dalam kisahnya Nabi Ismailadalah korban pertama oleh ayahnya sendiri yang ahirnya digantikan oleh Allah dengan seekor kambing Qibas. Rupanya bukan hanya Ismailsaja yang dijadikan korbanuntuk disembelih , sebab ayah Nabi Muhamad sendiri juga menjadi tanggungan nadzar kakeknyaAbdul Muthalib karena dia adalah nama yang keluar ketika diantara kesepuluh putranya diundi untuk disembelih memenuhi nadzarnya.
Tentang sifat-sifat Rasullullah, Imam Ahmad meriwayatkan dari Atha’bin Yaser ia berkata : “Saya bertemu dengan Abdullah bin Amr bin Ash lalu aku bertanya: “ceritakanlah padaku tentang sifat Rasullullah saw. Dalam Taurat “. Lalu Abdullah menjawab :”Ya, demi Allah sesungguhnya beliau disifati dalam kitab Taurat dengan sifatnya yang ada dalam AlQur’an”. Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira dan memberi peringatan, sebegai penjaga bagi orang-orang yang ummi. Engkau adalah hambaku dan utusanku. Aku menamaimu orang yang berserah diri yang tidak kasar dan tidak keras tutur katanya, yang tidak pernah berteriak didalam pasar dan tidak pernah membalas suatu kejelekan dengan kejelekan (keburukan), tetapi engkau adalah orang yang suka memaafkan dan memberi ampunan. Allah tidak akan mematikanmu hingga meluruskan agama yang menyimpang . Agar mereka mau mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah”, Sehingga dengan (Muhammad) Allah membuka mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang tertutup”.
Ketika Rasullullah lahir, bapaknya (Abdullah) telah meninggal dua bulan sebelumnya, sehingga ia menjadi yatim. Setelah mencapai umur 6 tahun, ibunya (Aminah) juga meinggal pula sehingga lengkaplah sebutannya menjadi anak yatimpiatu. Peristiwa itu terjadi ketika ibunya mengajak Muhammad disertai Ummu Aiman (pembantu yang setia) pergi berkunjung kepada keluarganya Bani Najar yaitu bibi bibi dari bapaknya dengan maksud mengunjungi rumah tempat bapaknya juga berziarah. Muhammad dan ibunya menetap untuk beberapa hari ditempat tinggal keluarga Muhammad dan ia mendapat kehormatan dari pada tetangganya.
Ketika dalam perjalanan kembali keMekah, Aminah sakit dan meninggal dunia serta dikubur di Abwa, sehingga lengkaplah sebutan Muhamad sebagai Yatim dan piatu.
Setelah Aminah dikubur, orang-orang yang melayat pulang kerumah masing-masing. Muhammad dan pengasuhnya terdiam didekat kuburan Aminah, mata Muhamad mengalir air mata. Melihat tetesan airmatanya Ummu Aiman ikut sedih. Dalam kesedihan Muhammad berkata kepada pengasuhnya :”Hai Ummu Aiman! Saya telah kehilangan Ibu dan bapak, kehilangan kedua naungan yang menaungiku, sedang saya masih dalam perjalanan antara dua negri, maka kemanakah seharusnya saya menuju sekarang ini hai Ummu Aiman?, apakah meneruskan perjalanan ke Mekah atau kembali ke Medinah”. Mendengar pertanyaan Muhammad yang menyayat hati Ummu Aiman yang telah lama menahan tangis menjadi tak kuat, meledaklah tangis mereka. Dengan suara serak sedu Ummu Aiman balik bertanya kepada Muhammad:”Ya kemanakah engkau ingin menuju hai Muhammad? Apakah kepada Bapakmu AbdulMuthalib, penghulu (ikutan) bangsa kuraisi,agar engkau bertempat tinggal bersamanya dibawah naunganya?” mendengar ucapan Ummu Aiman Muhammad berkata :”mengapa engkau katakana Abdull Muthalib bapakku?, jangan katakana bapakku tapi katakan kakekku, sebab bapakku dan hari ini sudah meninggal pula, pengganti bapakku, yaitu ibuku “, kata Muhammad lagi :”Ya Abdull Muthalib adalah kakekku, bapak dari bapakku. Antara saya dan kakekku ada antara, diantara itulah ada paman-pamanku dan saya adalah salah seorang dari mereka yang banyak itu”.
Selanjutnya Muhammad bersamaUmmu Aiman pergi menuju Mekah, lalu Muhammad diserahkan oleh Ummu Aiman kepada kakeknya, Abul Muthalib dan karena peristiwa itu, Abul Muthalib larut dalam kesedihan dan karena itu pula ketulusan cinta kasihnya kepada Muhammad menjadi sangat dalam sepenjang hayat dikandung badan. Namun setelah dua tahun, kakeknya meninggal dunia. Sungguh semakin sedih hati Muhammad ketika kakek yang sangat disayang meninggal dunia. Bahkan kesedihan itu melebihi dari sedihnya ketika ditinggal ibunya, sehingga seakan kerinmg airmatanya untuk menangis Muhammad berkata:” sekarang kemana aku pergi ya Ummu Aiman, dengan menangis sedih melihat momongannya Ummu Aiman Berkata:”Engkau berkata kemana bukankah masih ada bapakmu AbuTholib ya Muhammad?”. Jawab Muhammad bapakku Abutholib, hai Ummu Aiman?Beliau adalah seorang yang mulia, terkemuka, terpandang dalammasyarakat,tetapi bukankah dia seorang yang melarat yang banyakanak hai Ummu Aiman, kalau aku kauserahkan kepada beliau akan menambah beban, aku tak suka menambah beban beratnya seseorang”, meskipun demikian karena cinta kasih Abu Thalib nampak tulus maka Ummu Aiman menyerahkan Muhammad kepadanya, dan itu dirasakan betul-betuloleh Muhammad ketika keduanya berkumpul.
Meskipun dilandasi cinta kasih yang tulus karena landasan ekonomi Abu Thalib mengijinkan Muhammad mencari nafkah untukmeringankan beban dengan menggembala kambing orang, dan berdagang kecil-kecuilan, dan diajak pamannya berdagang ke Syam dan ketika sampai ditujuan mereka terdeteksi oleh pendeta Buhaira, seorang yang alim dan tekun beribadah yang banyakmembaca kitab Injil dimana didalamnya terdapat keterangan bahwa setelah Isa Al Masih akan dating seorang rasul yang bernama Ahmad yang apabila ia berjalan awan dilangit akan melindunginya.
Maka ketika melihat serombongan kafilah yang selalu ternaungi awan, pendeta Buhaira mempersilahkan rombongan itumampir dan diantara anggota rombongan tersebut ditemui anak yang mempunyi sifat dari kebanyakan orang pada umumnya.Maka Buhaira pun berkeyakinan bahwaanak inilah calon nabi dan rasul sebagaiman tersebut dalaminjil, dank arena itu Buhaira memberi nasehat agar Abu Thalib menjaga Muhammad baik-baik,sebab anak inilah kelak agama terakhir akan diturunkan oleh Allah untuk dianut seluruh umat semasa dan sesudahnya.
Muhammadsaw semakin dewasa,perkembangan fisik sehat disertai perkembangan jiwa yang sehat,akhlaknya menjadi suri tauladan, demikian pula dengan perdagangannya,karena simpatik yang terjelma dan kejujuran yang tiada putus membuat usahanya berhasil menjadi orang yangdibanggakan.
Karena sifatnya itulah Muhammad yang tak ditandingi orang lain perdagangannya membawa hasil, Maka khadijahlah saudagar yang dapat bekerja sama Muhammad dalam mengembangkan usahanya. Selama berdagang Muhammad diberi pembantu dan setelah dipegang Muhammad usaha khadijah benar-benar maju. Melihat akhlak dan tindak-tanduk Muhammad yang sangat mulia dan kepintarannya dalam berdagang yang sulit ditandingi, khadijah sangat menghormati dan mulai suka kepada Muhammad walaupun usia Muhammad 25 tahun dan usia khadijah 40 tahun tidak menghalangi cintanya khadijah kepada Muhammad.
Muhammad saw. hati dan raganya benar-benar suci. Beliau benar-benar bijak dalam mengambil keputusan dan menghadapi persoalan. Nabi Muhammad saw. sudah dibersihkan hatinya 2 kali saat di susui oleh sa’diyah dan saat isro’ mi’roj.
Pertama kalinya hati Muhammad di cuci adalah saat dua orang berpakaian putih mendatangi Muhammad lalu membedah perut nabi Muhammad lalu membuangnya. Itulah saat pertama kalinya hati nabi Muhammad dicuci.
Pernikahan Muhammad dengan khadijah dikaruniai 6 orang anak putra. Sedangkan Mariah bin Qibthiyah hanya melahirkan seorang anak putra dan istri yang lainnya tidak menghasilkan keturunan.
Dari khadijah nabi Muhammad menurunkan Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah Ummu Kulsum, Fatimatuz Zahra, sedang dari Mariah nabi Muhammad memberikan keturunan Ibrahim.
Di samping kemuliaan dan kesucian muhamad sangat menakjubkan, beliau juga bijak jika ada masyarakatnya ada persoalan rumit beliau dapat menyelesaikan dengan bijak. Pernah pada waktu itu terjadi banjir bandang yang merusak rumah-rumah warga dan menghancurkan ka’bah sehingga mereka membetulkan secara kerja bakti yang dipimpin oleh Bajum, seorang tukang dari negri rum. Karena ka’bah adalah tempat suci jadi di biayai dengan uang halal.
Setelah selesai pembangunan ka’bah telah usai saatnya meletekkan hajar aswad ketempatnya di sudut ka’bah. Mereka semua yakin bahwa siapa saja yang meletakkan hajar aswad di tempatnya akan mendapat pahala. Mereka semua bersaing untuk meletakkan hajar aswad. Lalu seseorang berkata:”hai kaumku! Janganlah kiranya kau berselisih dan bertengkar. Carilah dengan segaera seorang hakim yang adil untuk memutuskan perkara ini agar lekas selesai dan terdapat perdamaian. Lalu mereka menunjuk Muhammad untuk memecahkan masalahini.
Nabi Muhammad tidak pernah berbuat dosa ia sangat menjunjung tinggi kebenaran dan kemuliaan, untuk mengisi kekayaan jiwanya ia beribadah dan berkhalwat ke Gua Hira terkadang sampai satu bulan,dengan membawa perbekalan hidup. Muhammad diutus menjadi seorang nabi dan rasulketika telah berusia 40 tahun bertepatan bulan Juli 610 M.
Ketika itu nabi bermimpi dengan mimpi yang benar, siang malam selalu kelihatan akan mimpinya, padamalam 17 Ramadhan nabi beribadah di Gua Hira, ketika itu dating malaikat Jibril dan berkata “Bacalah”, mendengar itu Muhammad menjawab “Aku tak pandai membaca’, pertanyaan itu diulang hingga tiga kali, tapi selalu saja Muhammad menjawab dengan jawaban yang sama.Selanjutnya Jibril berkata,”Iqra’ bismi rabbikalladzii khalaq dan dibacakannya hingga selesai,setelaj itu Jibril meninggalkannya dan Muhammad pulang dengan penuh rasatakut,sesampai dirumah Muhammad menggigil ketakutan dan minta istrinya Khadijah untukmenyelimuti hingga hilang rasa takutnya, setelah itu Muhammad menceritakan kejadiannya kepada istrinya dan disambut dengan sukacita.
Khadijah punya seorang kerabat yang pandai menulis Ibrani yaitu Waraqah bin Naufal,atas kejadian Muhammad ia menemuinya dan menceritakan dan disambut dengan suka cita pula, Kata Waraqah:” yang datang itu yang mempunyai rahasia Tuhan, dahulu telah datang juga kepada Nabi-nabi yang lain, wahai sekiranya aku muda tentu aku dapat ikut mengembangkan agamamu nanti, Hiduplah kiranya aku, waktu engkau dikeluarkan dari Makkah ini”, mendengar ucapan ini Muhammad terkejut dan mengangkat kepala dan berkata “Akan dikeluarkan orangkah aku dari Mekkah ini?”, Jawab Waraqah:”ya!,tiap-tiap orang yang membawa perubahan dibenci orang,perpanjanglah kiranya umurku, supaya dapat menolong engkau mengembangkan perintah Allah”,Namun Waraqah meninggal tidak lama setelah peristiwa itu, dan yang dikatakan betul adanya. Ayat itulah yang pertama kali turun dan saat itu bertepatan dengan tanggal tujuh belas Ramadhan.
Setelah sekian lama wahyu yang pernah hadir tidak lagimuncul, timbul rasa rindu dalam dada, terbersit rasa khawatir tidak lagi hadir wahyu untuknya, tak lama setelah itu ketika berjalan-jalan ia ketemu dengan malaikat lalu terbayang kejadian yang lalu, ketika bertemu malaikat itu turunlah surat Al Muddatsir, dan setelah itu Muhammad berda’wah mengajak orang-orang untuk beriman,ketika itu Muhammad berhasil meng-Islamkan Abu Bakar bin Quhafah,Khadijah,Ali bin Abi thalib, Zaid bin Haritsah dan Bilal,masing-masing mewakili segenap lapisan masyarakat baik laki-laki atau perempuan.
Setelah kelompok itu masuk Islam, atas usaha Abu Bakar masuk Islam pula beberapa orang yakni Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurachman bin Auf dan orang-orang berkenamaan lain.
Agama Islam disebarkan secara sembunyi, bagi yang masuk Islam melakukan peribadatan sembunyi-sembunyi pula,, Jikalau dilakukan secara terus terang akan dibunuhlah mereka oleh kaum Quraisy,karena mereka sangat keras hingga turunlah ayat Alqur’an yang menyuruh untuk berda’wah secara terang-terangan,yang dengan ayat itu Muhammad tidak takut-takut lagi mengahadapi kekerasan pembangkang atau penentangnya.
Senin, 13 April 2009
SEJARAH NABI MUHAMAD
Diposting oleh rizal_kurniawan.blog.com di 01.04 0 komentar
Label: Agama Islam
MERAIH SUKSES
Hikam :
"Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain. Sebagai mana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qashash: 77)
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari orang mukmin yang lemah." (Al-Hadist)
Kita diciptakan oleh Allah bukan untuk menjadi pecundang, tapi kita telah disiapkan oleh Allah, berpotensi untuk sukses. Tidak hanya pada ukuran dunia tapi juga untuk ukuran akhirat.
Rasulullah tidak hanya di akhirat tapi didunia juga sukses. Beliau tidak mau menjadi beban bagi orang lain. Usia 12 tahun sudah melakukan perjalanan untuk berdagang dan pada usia 25 tahun telah menjadi seorang pemuda yang bermutu akhlaknya dan terpercaya pribadinya.
Rasul merupakan pemuda yang sukses karena, pada saat memberikan mas kawin atau mahar pada Siti Khodijah, Rasul memberikan sebanyak 20 ekor unta muda yang artinya pada saat itu telah menjadi seorang pengusaha kaya raya yang sangat sukses.
Untuk menjadi pribadi yang sukses maka kita harus "tenang" karena keyakinan akan adanya kekuasaan Allah. Lalu, "terencana" dalam melakukan sesuatu, baru "tawakal". Kemudian "terampil" dalam berkerja; "tertib" dalam kehidupan; "tekun" dan "istiqamah" dalam mengatasi kejemuan; "tegar" dan sabar dalam menerima musibah dari berbagai macam kejadian; "tawadhu" atau rendah hati, karena kesombongan merupakan sarana yang paling efektif untuk menjatuhkan martabat kita.
Kesuksesan sejati adalah ketika kita berhasil meyakini semua ini adalah milik Allah, yang membuat kita menjadi tawadhu dan rendah hati, terus-menerus membersihkan hati dan terus meningkatkan kemampuan untuk mempersembahkan yang terbaik, yang terlihat dari kemuliaan akhlak dan sempurnanya amal dengan hati yang ikhlas. Insya Allah kita akan mendapatkan kesuksesan di dunia dan akhirat.
Diposting oleh rizal_kurniawan.blog.com di 01.00 0 komentar
Label: Agama Islam
MENJAGA LIDAH
Hikam:
Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (Al-Qur`an: Al-Ahzab ayat 70)
Rasulullah bersabda: "Siapa yang beriman Kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam." ( Hadist riwayat Bukhari dan Muslim )
Kualitas seseorang bisa terlihat dari kemampuan menjaga lidahnya. Sebaik-baik perkataan adalah perkataan yang sanggup mengatakan kebenaran dan ketika Rasulullah ditanya akhlaknya beliau menjawab akhlak beliau adalah Al-Quran. Rasul termasuk orang yang jarang berbicara tetapi sekali berbicara bisa dipastikan kebenarannya.
Puasa dibulan romadhan bukan hanya puasa perut tapi juga puasa lidah. Orang yang berkualitas tinggi dalam berbicara yaitu, syarat dengan hikmah, ide, gagasan solusi, ilmu dan dzikir. Jadi manfaatnya bisa dirasakan oleh dirinya dan orang yang di ajak berbicara.
Orang yang biasa-biasa saja dalam berbicara, dia sibuk menceritakan peristiwa-peristiwa. kita tidak dilarang menceritakan peristiwa-peristiwa tapi harus ada manfaatnya.
Orang yang rendahan dalam berbicara selalu mengeluh, mencela dan menghina. Orang yang dangkal dalam berbicara, orang tersebut sibuk menyebutkan tentang dirinya dan juga jasanya. Air gelas yang kosong maunya di isi terus, orang yang kosong dari harga diri maunya di hargai.
Menceritakan keburukan orang lain atau juga disebut ghibah merupakan dosa besar dan tidak diampuni, sebelum di halalkan atau di maafkan oleh orang yang dibicarakan. Dan bila orang yang dibicarakan sudah meninggal maka kita harus taubat dan tidak mengulanginya lagi dan do`akan kebaikan buat orang tersebut dan juga bicarakan tentang kebaikannya.
Kita tidak bisa memaksakan orang lain sesuai dengan keinginan kita, tapi kita bisa memaksakan diri kita untuk melakukan yang terbaik dan menyikapi sikap orang lain. Kita jangan menghina, merendahkan dan meremehkan orang yang suka berbicara tidak baik kepada kita.
Mudah-mudahan pada bulan ramadhan ini kita memiliki ketrampilan yang lebih tinggi lagi untuk menjaga lisan kita, makin banyak bicara, makin banyak peluang untuk tegelincir lidah kita dan akan menjadi dosa, juga kehormatan kita akan runtuh.
Diposting oleh rizal_kurniawan.blog.com di 01.00 0 komentar
Label: Agama Islam
IKHLAS
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!
Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.
Apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Apapun yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas. Seperti yang dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggungjawabkan artinya. Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada setiap qalbu.
Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Mahatahu segala lintasan hati, Mahatahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.
Buah apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa.
Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Jadi kalau saudara mengepel lantai dan di dalam hati mengharap pujian, tidak usah heran jikalau nanti yang datang justru malah cibiran.
Tidak usah heran pula kalau kita tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan terkecewakan karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja di sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang pahalanya.
Lalu, dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas? Seorang hamba yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia seakan-akan menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah dapat dilihat pula dari raut muka, tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas. Kita tidak curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya. Dia benar-benar bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia harapakan hanyalah memberikan yang terbaik untuk siapapun.
Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah yang begitu dahsyat.
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"
Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"
Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"
Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikta.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"
Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Nah, sahabat. Orang yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan, ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan. Allaahuakbar.***
Diposting oleh rizal_kurniawan.blog.com di 00.58 0 komentar
Label: Agama Islam
HAKIKAT CINTA
Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
Hikam:
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita.
Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan.
Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka.
Diposting oleh rizal_kurniawan.blog.com di 00.57 0 komentar
Label: Agama Islam